Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Eksotisme Kreung Teunom, Catatan Akhir Tahun Bersama Mapala Leuser Unsyiah

Written By IKLILUDIN Aras on Sabtu, 12 Mei 2012 | 17.32

ACEH-Kabupaten Aceh Jaya wilayah pesisir yang terletak di kawasan barat pantai Sumatera yang memiliki keindahan panorama alam, salah satu dari sekian banyak keindahannya, aliran Kreung Teunom. Kreung (sungai) Teunom yang merupakan salah satu sungai terdahsyat di Provinsi Aceh, panjang sungai berkisar 57 km, terhitung dari Cot Kuala, Kecamatan Mane Kabupaten Pidie.

Ada banyak sungai yang mengaliri Kreung Teunom, sederetan suangai mengalir itu Kreung Geumpang, Kreung Sekuleh, Kreung Beutung dan masih banyak lagi sungai-sungai kecil yang bermuara ke sungai Teunom, setiap harinya aliran air ribuan kubik mengalir di sungai tersebut. kesemua sungainya pun layak untuk di arungi oleh Rafter-rafter. 

Aceh menyebutkan sungai dengan nama kreung, sungai-sungai di Aceh pada umumnya dimanfaatkan masyarakat setempat mencari nafkah, berupa memanicing maupun memanfaatkan air sungai sebagai aliran untuk persawahan. Namun, tidak hanya sekedar itu saja, kita pasti tauh kalau sungai bisa di manfaatkan untuk olahraga arus deras yaitu Arung Jeram, itulah yang bisa di lakukan Mapala Leuser Unsyiah, beberapa waktu silam, itu menggelar ekspedisi Arung Jerang di Kreung Teunom tersebut.

Aliran Sungai kerung Teunom menyimpan banyak keindahan alam baik panorama serta flora dan fauna, Kreung teunom secara geografis merupakan kawasan hutan Ulu Masen yang tentu saja daerah yang masih sangat perawan denagn sejuta keindahan, di sepanjang sungai terdapat bebatuan serta belasan air terjun disisi kanan-kiri Kreung teunom yang bermuara ke Desa Sarah Raya Aceh jaya.
Pada akhir tahun 2011, saya dengan kawan-kawan dari Mapala Leuser Unsyiah melakukan Ekspedisi Arung jeram di Kreung Teunom,  kala itu kita beranggotakan 12 orang yang dilengkap tiga buah perahu jenis oval serta perlatan pendukung lainnya. Sempat terjadi ketegangan didalam benak ketika salah seorang warga setempat berucap "sebelumnya ada mayat hilang di aliran sungai Teunom tersebut,"ujarnya sambil menunjuk kearah sungai yang tampak berwarna kecoklatan, maklum semalam hujan deras,"kata dia lagi.

Namun, niat dan tekat dan persiapan sudah lebih awal dilakukan, pengarungan pun dilanjutkan,  tampak di kejahuan jeram dengan suara yang gemuruh, serat riam jeram bersambutan bak perit disiang hari, perasaan tegang dan cemas pun terus menghantui, ketia kapten perahu berteriak, maju-maju-maju-maju! para awak pun dengan semangat Hajar! Satu jeram terlewati, nafas pun lega ketiak perahu melewati jeram tersebut.

Tak jahu dari itu selang beberapa meter awak perahu pun kembali dihadang jeram yang tidak kala dahsyat dari sebelumnya,  pun terhenti sjenak, Cetus Lian Arkanullah, "ini jeramnya gila, bisa lenyap kalau kita lewetai", kira-kira seperti itu ucapanya sambil menunjuk ke arah bebatuan besar yang mengeluarkan busa butih seperti teluk di pinggiran laut. Atas pertimbangan pada saat itu tim tidak melewatinya.

Semapt terucap dari mulut Anas yang merupakan pelaku arung jeram di Indoneisa yang sekaligus pemilik perusahan perhu Boogie, seraya berkata sore hari pada saat tim ekspedisi berteduh (camp), kata dia, kenapa sungai ini tidak di pilih oleh Norman Edwin ketika ekspedisi ke Aceh tahun 90-an? Sebab sungai ini sangat dahsyat bila kita lihat dari peta topografi, sebab Kreung Tripa terlihat dalam peta tidak sedemikian rapat konturnya,"ujarnya kepada tim di kawasan jeram kura-kura.

Hari demi hari terus berjalan seiring dengan lajunya perahu, sepanjang aliran sungai selain derasnya jeram Kreung Teunom keindahan alam diantaranya tebing-tebing batuan karts yang menghimpit sisi sungai dengan ketinggian yang sangat bervariasi, puluhan meter hingga ratusan meter  tebing menjulang tak jarang air  menetes pelan-pelan di atas bebatuan cadas tersebut.

Sepanjang sungai terdapat beberapa air terjun  tumpa ke aliran Kreung Teunom, kembali laki terucap kata-kata dari Anas lelaki 45 tahun, "ini cocok sekali untuk wisata minat bakat, terutama para turis-turis asing pegila arung jeram",  selain itu pemandanganya tak kala menariknya dengan tempat-tempat di luar negeri, tapi kata dia, aksesnya yang terlalu susah bialng di bandingkan dengan di luar, coba kalau aksesnya bagus, pasti semua turis bakal datang ke Aceh untuk arung jeram, kata lelaki itu sambil mengayuhkan perahunya.

Seperti membawa turis M.Aritanoga yang sebelumnya pernah Ekspedisi Jelajah Kreung Teunom, dia mengatakan didepan lebih indah lagi karena kita akan menjumpai “Semen Tuhan”,"ujarnya sambil menunjuk kebeberapa sisi sungai.

Tak lama kemudian tim pun tibah di dinding berbentuk irigasi menyerupai semen dengan panjangnya di perkirakan 40-50 lebih meter membentang sisi-sisi sungai, bak isigasi aliri air diatasnya yang mengalir ke Kreung teunom, semua tim bilang “kita ini lagi dimana”? Lain lagi kata Candra Putra anggota tim dari Bandung tersebut “ini yang saya suka dari Aceh” selin jeramnya dahsyat sungainya sangat indah.

Hari-hari pun terus berjalan seperti sungai yang terus mengalir, pemandangan yang indah, jeram bersautan pun kicau burung menghiasi perjalan eskpedisi tersebut.

Sampailah pada satu sisi lainya matapun tertuju kepadanya air terjun, menurut pengakuan masyarakat Desa Sarah Raya, air terjun bertingkat itu dinamai Ceuraceu Embun, memang secara pengamatan dan juga pembutian, nama itu layak di sematkan kepada air terjun tersebut, tidak terlalu tinggi, namun daya tarik tersendiri yang lebih beratri.

Air yang jernih pun mengalir dari ketinggian itu, Amal Muhadis dari anggota tim memperkirakan ketinggian air terjun lebih dari 50 meter, masyarakat setempat sering mendatangi tempat tersebut dan tidak jarang turis Asing sepmat menijau lokasi tersebut,"kata warga setempat.

Perjalanan mengarungai sungai yang lebih kurang 7 hari tersebut,  sampailah di Desa Sarah Raya, dimana desa ini adalah akhir pengarungan tim ekspedisi. disepanjang hulu Desa tampak boat (perahu kecil) nelayan desa setempat, Muhammad salah seorang pawang sungai pada waktu itu tim jumpai dan berkata “Selama saya hidup 73 tahun, belum ada orang yang berhasil turun dengan selamat dari Krueng Teunom. Biasanya, yang sampai kemari  hanya tinggal tubuh yang mengapung kalau ada orang hanyut. Tapi kalian turun dari atas dengan ban (perahu) karet ini, betul-betul gila dan nekat,” jelas kakek ini menunjuk perahu yang digunakan untuk pengarungan tersebut.

Itulah sederet keindahan alam Aceh, termasuk deng potensi alam Aceh Jaya yang memiliki panjang garis pantai mencapai sekitar 160 kilometer dengan luas wilayah mencapai 32.627 Km2 dengan posisi sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Ikliludin Aras



3 komentar:

IKLILUDIN Aras mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Bromo Travelling mengatakan...

artikel dan foto-fotonya keren keren boss.. Terimakasih infonya

IKLILUDIN Aras mengatakan...

sama-sama pak, kalau ada info dari bapak kasih tau ya...hehheheheh

Posting Komentar