Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

LAMREH; Antara Sejarah dan Peradaban

Written By IKLILUDIN Aras on Jumat, 22 Juni 2012 | 16.43


Dok. Taufan Mustafa
LAMREH-Sebuah Desa berkedudkan Kecamatan, Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Bersar, Provinsi Aceh, menurut Darma Ishak Geuchik Lamreh, saat ini jumlah Kepala Keluarag (KK) atau hunia berjumlah 81 (KK). Masyarakat Desa Lamreh berprofesi mayoritas sebagai buruh Pelabuhan Malahayati (Krueng Raya), nelayan dan bertani, hanya sebagaian kecil bekerja pada instansi pemerintahan. 

Akhir-akhir ini mencuat bahwa kawasan disebuah bukit  kecil Desa Lamreh akan dibuat lapangan golf oleh salah satu investor luar, namun, kebenarannya belum tahu siapa, informasi dari Muhajir, Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa), ia enggan menyebut pasti siapa investor asing tersebut. Namun , yang jelas Mapesa akan terus berjuang mempertahankan situs sejarah dikawasan Lamreh tersebut, “kata Muhajir  

Samsul Bahri warga setempat, ia menyatakan, sebelum Tsunami  ia di tugaskan oleh Balai Peninggalan Pelestarian Purbakala (BP3), Wilayah kerja Provinsi Aceh  dan Sumatera Utara, untuk menjaga dan merwat benteng Kuta Lubhok peninggalan sejarah Aceh di kawasan Lamreh, Aceh Besar tersebut, 

Pada akhirnya setelah gempa bumi dan Tsunami Desember 2004, ia tidak lagi bekerja untuk BP3, dan kemudian Samsul Bahri meninggalkan tetpat tersebut, beberapa waktu dan kemudian hari ia kembali kesan, tapi bukan untuk merawat benteng akan tetapi untuk berternak disana.  

BENTENG KUTA LUBHOK, tak jahu dari bibir pantai Lhok Lubhok,yang pernah dirawat Samsul Bahri 45 tahun tersebut, juga terdapat makam di belakang benteng peninggalan kesultanan Aceh yang diperkirakan peninggalan abat makam Kuta Lubhok itu semuanya dari  abad ke 13 s/d 14 M, di kawasan Lamreh Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. 

Nisan sejenis plang pleng yang tedapat di Kuta Lubhok, Desa Lamreh juga terdapat nisan yang sama di Gampong Pande (Makam Tuan di Kandang dan Makam Putroe Idjoe, serta Makam Raja-raja) berlokasi di Banda Aceh. di Desa Lamreh, tepatnya di belakang kuta Lubhok jenis nisan tersebut juga ada, terutama di Ujung Batee Kapal dan Lubhok. 

Sayangnya makam kuno di belakang Kuta Lubhok telah banyak mengalami gangguan dan kerusakan. seiring dengan waktu berjalan,  nisan-nisan tua yang bergelitakan, tentunaya tidak beraturan, penulisa dkk sempat mendokumentasikan benteng Kuta Lubhok serta nisan-nisan tua berukiran. 

Kunon cerita punya cerita benteng Kuta Lubhok,  merupakan benteng pertahanan keseultanan aceh, Menurut  catatan E. Edwards McKinnon, pada waktu itu, dilaporkan dalam majalah Archipel bahwa terdapat nisan Sultan Suleiman bin Abdullah bin Bashir yang wafat pada tahun 608 H, atau 1206 M, kawasan tersebut. 

Entah, sekarang makam kuno tersebut sudah didaftarkan sebagai Cagar Budaya oleh BP3 Aceh & Sumut apa belum, yang jelas nisan-nisan dan benteng tersebut merupakan wujud dari peningalan sejarah Aceh, yang perlu kita lestarikan.  []

0 komentar:

Posting Komentar