Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Sisi Lain Dari Keindahan Panorama Bumi Aceh

Written By IKLILUDIN Aras on Senin, 14 Mei 2012 | 17.07


MENULISKAN keindahan panorama bumi Aceh seolah tak pernah habisnya, bukan hanya alam, gunung dan pantainya saja yang menimbulkan decak kagum dan ketakjuban, tetapi juga sunga-sungai yang mengalir membelah tanah Aceh yang subur dan kaya. Salah satu sungai yang memiliki sejuta pesona daya pikat adalah Krueng Teunom yang terletak di Kabupaten Aceh Jaya, daerah pesisir barat pantai Sumatera ini.
Tim Ekspedisi Kreung Teunom Mapala Leuser Unsyiah, melintas muara sungai. [Foto.Mapala Leuser 2010]
 Kreung (sungai) Teunom termasuk salah satu sungai terdahsyat di Aceh yang memiliki panjang sekitar 57 kilo meter dari Cot Kuala, Kecamatan Mane Kabupaten Pidie, hingga Desa Sara Raya, Kabupaten Aceh Jaya.
Sungai-sungai yang mengaliri Krueng Teunom di antaranya krueng Geumpang, krueng Sekuleh, dan krueng Beutong, dan masih banyak sungai-sungai kecil lainnya yang bermuara ke krueng Teunom ini. Setiap harinya ribuan kubik air mengalir di sepanjang sungat tersebut.

Dalam bahasa Aceh, krueng berarti sungai, masyarakat setempat menjadikan krueng Teunom ini sebagai sumber mata pencarian mereka untuk mendapatkan ikan, selain itu juga dimanfaatkan sebagai sumber air untuk persawahan.
 
Bagi para pecinta alam, aliran deras sungai Teunom bisa dijadikan sebagai sarana olah raga arung jeram yang dapat memacu adrenalin. Dan, siapapun yang pernah menikmati derasnya arus sungai ini pasti tidak akan pernah bisa melupakannya.

Aliran sungai Teunom menyimpan banyak pesona alamnya yang menakjubkan, baik dari panoramanya yang alami dan indah, juga keragaman flora dan faunanya.

Secara geografis sungai ini terdapat di kawasan hutan Ulu Masen yang masih perawan dan merupakan hutan belantara yang di dalamnya terdapat belasan air terjun di sisi sungai yang bermuara ke Desa Sarah Raya, Aceh Jaya.

Sepanjang aliran sungai berdiri tebing-tebing karts atau kapur yang menghimpit sungai dengan ketinggian yang sangat bervariasi, mulai dari ketinggian puluhan meter hingga ratusan meter, dari celah-celah bebatuan air menetes perlahan yang lama kelamaan akan membentuk stalagnit.

Pemandangan itu tak ubahnya seperti green canyon yang ada di Amerika, benar-benar sangat indah dan melahirkan rasa syukur yang luar biasa kepada sang Pencipta.

Akhir tahun 2011 lalu saya dan kawan-kawan dari Mapala Leuser Unsyiah melakukan ekspedisi arung jeram di krueng Teunom, tim beranggotakan 12 orang menggunakan tiga buah perahu karet menyusuri lekuk krueng Teunom dengan adrenalin yang naik turun.

Kami tak pernah berhenti berdecak menyaksikan keindahan alam yang jarang tersentuh manusia tersebut.

Saat kami sampai di sebuah dinding yang berbentuk semen, dengan ketinggian sekitar 40 – 50 meter, semua tim seolah-olah tidak percaya kalau kami sedang berada di salah satu rute krueng Teunom.

Candra Putra, peserta tim dari Bandung mengatakan bahwa sungai Teunom sangat indah dan dahsyat untuk arung jeram. “Ini yang saya suka dari Aceh, alamnya benar-benar indah,” kata Indra.

Bahkan, pemilik perusahaan perahu Boogie, Anas sempat mengatakan mengapa tempat tersebut tidak dipilih oleh Norman Edwin ketika melakukan ekspedisi ke Aceh pada tahun 90-an lalu.

“Tempat ini sangat dahsyat dan sangat indah, seperti tempat yang ada di Thailand,” kata Anas.

Salah satu air terjun yang berada di kawasan tersebut adalah Ceuraceu, kata masyarakat Desa Sarah Raya, air terjun tersebut memiliki ketinggian hingga 5o meter dan bertingkat, masyarakat setempat sering mendatangi lokasi tersebut bahkan turis asing sempat meninjau lokasi Ceuraceu.

Dalam ekspedisi selama tujuh hari kami sampai di hulu desa Sarah Raya, kebetulan hulu sungai tidak terlalu jauuh dengan desa dan bisa dicapai dengan boat nelayan setempat.

Muhammad, salah satu pawang sungai yang kami temui waktu itu mengatakan bahwa selama ini belum ada orang yang bisa turun dengan selamat dari krueng Teunom.

“Selama saya hidup sudah 73 tahun, baru kalian yang turun selamat dengan ban (perahu) karet ini, betul-betul gila dan nekat, biasanya yang sampai kemari hanya tinggal tubuh yang mengapung tanpa nyawa,” kata kakek tersebut sambil menunjuk perahu yang kami gunakan.

Aceh Jaya merupakan kawasan yang memiliki garis pantai sepanjang 160 kilometer, dengan luas wilayah sekitar 32.627 km, sebelah utara berbatasan dengan Aceh Besar dan Pidie, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Aceh barat, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Samudera Hindia.
 
Melalui pesonan krueng Teunom yang indah dan tersembunyi, kita sepatutnya berbangga, bahwa tanah ini memiliki kekayaan yang melimpah.[]

0 komentar:

Posting Komentar