Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Potensi Gua Desa Paroy

Written By IKLILUDIN Aras on Sabtu, 30 Juni 2012 | 22.32


ACEH memiliki potensi alam yang melimpah, salah satunya kawasan karst pantai barat Provinsi Aceh, Desa Paroy, Kecamatan Lhong Aceh Besar. Kawasan sepanjang pantai barat ini menyimpan banyak potensi, khususnya gua, untuk mencapai tempat-tempat tersebut dibutuhkan waktu lebih kurang 1 jam lebih berjalanan kaki, dari jalan utama Desa Paroy Kecamatan Lhong Aceh Besar. Untuk menghampiri titik mulut gua-gua tersebut.

Usaha manusia untuk merekam lingkungan dengan media gua, sudah dimulai digunakan sejak 35 ribu tahun silam oleh para seniman, sebaliknya usaha dokumentasi lingkungan bawah tanah dalam bentuk gambar, baru dilakukan pada tahun 1320 sebelum masehi. 

Sekarang ini penyelusuran gua sudah merambah keberbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Negeri Serambi Mekkah ini, secara geografis sepanjang pantai Barat dan juga selatan Provinsi Aceh satukesatuan merupakan kawasan krast batu gamping, termasuk di antaranya Aceh Besar dan Aceh Jaya dan juga kawasan-kawasan lainnya di Aceh. Banyak yang sudah dilakukan oleh kelompok organisasi pencinta Alam di Aceh yang turut melestarikan kawanan krast yang mengandung banyak potensi alam tidak terkecuali gua-gua.

Lingkungan gua merupakan lingkungan yang rentan akan perubahan, kehadiran sekelompok penyelusur didalannya sudah cukup menimbulkan perubahan yang mengakibatkan kerusakan permanen, pada saat yang sama gua juga menyeimbangkan potensi bahaya bagi makluk asing yang masuk kedalamnya. Oleh sebab itu penyelusuran gua harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisi lingkungan gua serta potensi bahaya yang mungkin dihadapi sebelum melakukan kegiatan didalamnya, hal tersebut di ungkapkan oleh Instruktur Cave Aceh Darwis, saat memberi penjelasan kepada timnya saat akan menyusuri Gua Paroy kemaren sore (29/6) di Banda Aceh. 

Darwis putra kelahiran Sigli ini, sekitar tiga tahun yang lalu ia mendapat gelar Instruktur di dunia penyelusuran gua, pada pelatihan Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia di Yogyakarta, ia membawa lebih kurang 11 anggota muda Mapala Leuser Unsyiah untuk diberi pelatihan di gua di Desa Paroy, Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar. 
 
Kata Darwis di Desa Paroy terdapat banya gua-gua yang menarik untuk ditelusuri, selain ornament-ornamentnya yang menarik, juga guanya pun dapat di akses dengan muda, dari Banda Aceh menuju lokasi sekitar 2 jam perjalanan yang dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan mini bus (L300) sejenisnya, gua yang direncanakan untuk media belajar anak-anak kata Darwis sekitar tiga gua, yang masing-masing gua Urong, Baja, dan gua Raya, dari ketiga gua dengan yang paling panjang gua Urung sekitar 1 km dengan varisai ke tiga gua berbentuk vertical dan horizontal, dilokasi juga terdapat sumebr air yang mudah untuk di jangkau tak jauh dari gua Urung. 

Di luar itu, Gua di kawasan Desa Paroy juga memiliki anomali yang cukup unik. Han tersebut bisa saja terjadi akibat kejadian alam. Jika Anda cukup tertantang dan memiliki rasa penasaran yang berlebih, bisa mencoba merasakan penyelusuran ke gua-gua tersebut, sebab info dari masyarakat setempat, kata Darwis Gua disana ada yang tembus kelaut, serta juga ada jejak-jejak peninggalan berupa sejenis artefak.  Namun kebebaranya belum bisa di pastikan, sebab dilihat dari sejarah kerajaan Lamnoh hal tersebut bisa saja terjadi. 

Kebanyakan gua dikawawan Paroy terdapat gua-gua fosil. Namun, ada beberapa titik  gua di kawsan karst ini gua pados (gua berair), memang gua berair sedikit sulit dibandingkan dengan gua fosil, sebab selain peralatannya banya juga dibutuhkan skill lainnya seperti alat selam, sementara gua batu gamping (karst) merupakan  fenomena bentukan gua terbesar seluruh dunia ada sekitar 70 persen gua karst termasuk di Provinsi Aceh, ”katanya 
Tidak hanya satu dan dan tiga gua di Aceh lebih dari ratusan yang belum terekspos dan itu semua merupakaan kekayaan alam Aceh yang begitu bernilai dan jangan jangan sampai tempat-tempat tersebut dijadikan tempat untuk di eksploitasi tangan-tangan tidak bertanggung jawab, karen akan berdampak kerusakan satu kesatua ekosistem didalamnya, ”kata Darwis 

Darwis menegaskan tujuan yang akan ia berikan kepada anggota Mapala Leuser yang di latih, untuk menamba wawasan serta bisa memetakan gua untuk sebagai sumber informasi bagi yang membutuhkan, serta bisa mendiskripsikan dan mendokumentasikan keadaan struktur gua. 

Manfaat dari kegiatan juga mendidik serta juga sebagai refrensi ilmuan-ilmuan, yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi rencana pengembangan gua, juga sebagai sumber informasi bagi kepentingan strategi pertahanan dan keamanan, dan juga sumber keilmuan, katanya 

Salah satunya dari sekian banyaknya gua di Aceh juga dimanfaatkan sebagai lokasi ekowisata seperti di Gua tujuh yang sering di sebut penduduk setempat. Letaknya tak jauh-jauh dari Kota Sigli. Kawasan ini sudah banyak juga di kunjungi para wisatawan baik lokal maupun manca negara. Di sini wisatawan bisa menikmati ornament-ornament gua serta keindahan perut bumi lainnya, taka hanya di Sigli obyek wisata gua sudah ada di Aceh Tengah, keanekaragaman biota gua hayatinya. Selain itu, Anda juga bisa menjadi wali sebagai penjaga pelestarian alam sekiranya.[]





1 komentar:

LianArkan mengatakan...

Mudahan gua nya terus terjaga ekosistemnya..

Posting Komentar